02 Maret 2020
APA PENTINGNYA, ANAK-ANAK KENAL PERTANIAN???
Katanya negeri kita agraris dengan sumber daya alamnya yang subur. Air yang berlimpah adalah berkah Tuhan kepada negeri kita, Indonesia. Keberkahan Tuhan akan sumber daya alam yang melimpah tak sejalan dengan pangan yang masih impor. Patut disesali negeriku masih impor beras, gula, garam, buah, daging dan berbagai kebutuhan pangan warganya. Secara fisik negeri kita, khususnya di Indonesia Timur masih banyak pulau tak berpenghuni. Pulai-pulau kecil belum terjamah juga tidak sedikit.
Di sisi lain, Jawa menjadi pulau terpadat negeri ini. Jawa dengan berbagai fasilitas infrastruktur yang memudahkan warga berkaktivitas apapun, sehingga sangat menarik minat warga bangsa ini untuk tinggal di Jawa. Bahkan Jawa khususnya Jakarta, Bandung, Surabaya menjadi tempat mengadu nasib banyak orang luar Jawa yang tinggal dan mencari nafkah. Jakarta, sebagai Ibu kota masih menjadi magnet tersendiri dalam mencari penghidupan, wajar bila Jakarta penuh sesak dengan berbagai etnis nusantara.
Jakarta tak dapat dilepaskan dari desa. Untuk memenuhi kebutuhan pangan warga ibu kota, hampir 99 % dipenuhi dari daerah-daerah dan juga impor dari negara tetangga. Desa sebagai basis pangan kini mulai terabaikan karena pemudanya banyak yang mengadu nasib ke Jakarta dan kota-kota besar lainya. Petanipun hanya tersisa kaum papa yang menggarap sedikit lahan sisa. Kehidupan petani makin terpuruk dengan harga pupuk yang mahal, obat-obatan pertanian juga tidak murah. Belum lagi saat padi sedang tumbuh hama menyerang. Apes menimpa dan panen pun gagal. Pertanian yang terpuruk perlu diintensifkan kembali untuk bangkit agar produksi pertanian meningkat dan dapat mengurangi impor beras, jagung serta kedelai sehingga pangan kita bisa swasembada. Sekolah dasar kurang memperkenalkan pendekatan praktek atau pengenalan siswa kepada pertanian sebagai basis pangan. Anak-anak sekarang lebih diarahkan ke internet yang berdampak malas pada pekerjaan berat seperti petani.
Sudah semestinya pemerintahan Jokowi mengarahkan swasembada pangan. Untuk mencapai swasembada, tidak hanya menyiapkan lahan dan pupuk, namun Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian perlu disiapkan. Untuk itu kurikulum muatan lokal sudah semestinya memperkenalkan anak didik pada bidang pangan.
Anak-anak usia sekolah dasar perlu diperkenalkan kepada pertanian, peternakan, perikanan agar mereka setidaknya tahu bagaimana cara bertani dan berternak. Atau setidaknya anak-anak sadar bahwa adanya pangan yang mereka makan itu melalui proses bertani dan berternak terlebih dahulu. Pemerintah daerah sudah harus berpikir untuk membuat pos-pos percontohan pertanian, perikanan dan peternakan. Pemda harus membuat contah untuk sarana belajar anak-anak. Dengan memperkenalkan anak-anak kepada pertanian sejak dini akan menjadikan anak Indonesia mampu mengelola pertanian, hasil tani dan memasarkan dengan pemasaran pada olahan pangan lebih bernilai.
Yuk... pada orang tua kenalkan anak-anak kita dengan pangan yang merupakan kebutuhan utama hidup kita….
Pojok Ijo.... Yessss!!!
Bravo Desa Mantren