Bersih Desa merupakan tradisi turun temurun dalam kebudayaan masyarakat. Di Jawa ritual bersih desa telah dilakukan berabad - abad lamanya. Ritual bersih desa di Desa Mantren khususnya dimaksudkan sebagai wujud rasa syukur kepada Allah Tuhan YME yang telah memberikan keselamatan, keberkahan, kesehatan, rezeki yang melimpah, dan rasa aman dan damai selama satu tahun dan sebagai permohonan akan keselamatan dan kesejahteraan warga desa untuk tahun mendatang.
Ritual adat Istiadat Besih Desa biasanya dilaksanakan satu tahun sekali dan hari pelaksanaannya pun tidak sembarangan di tentukan, melainkan ada hari - hari tertentu di dalam kalender Jawa yang merupakan hari sakral untuk melaksanakan Ritual Bersih Desa.
Ada 4 (empat) lokasi yang dipercaya di sakralkan di Desa Mantren sehingga perlakukan atau tata cara dalam melaksanakan ritual pun berbeda. Adat istiadat bersih desa yang dilakukan di Punden Gangsir biasa dilaksanakan lebih awal dibandingkan di lokasi lain, karena menurut kepercayaan masyarakat desa, Gasir adalah Gerbang awal masuk desa jadi istilahnya mapak.
Pelaksanaan kedua di Punden sekar Pethak yang berlokasi di RT 07 RW 02 Dusun Krajan, masyarakat sekitar mempercayai bahwa dahulu di lokasi ini di tempati oleh seorang Kyai yang di kenal dengan Kyai Sekar Pethak atau Eyang Sekar Pethak sehingga ritual atau kesenian yang di kembangkan atau dimainkan adalah kesenian Gembrung yang merupakan Sholawatan Nabi.
Pelaksanaan ketiga yaitu di Kepuh atau Punden Kepuh yang berlokasi di RT 01 RW 01 Nglorok, Masyarakat Desa sekitar mempercayai bahwa yang menjaga lokasi ini adalah seorang wanita, sehingga acara kesenianya adalah Cokekan dengan Pengrawit dan Gamelan.
Pelaksanaan adat istiadat bersih desa yang keempat di Punden Mantren kidul berlokasi di RT 07 RW 03, Masyarakat Desa sekita mempercayai bahwa Danyang Desa yang menempati punden tersebut adalah seorang wanita sehingga kesenian yang dimainkan adalah kesenian Gambyong yang lengkap dengan Pengrawit dan Gamelan.